Koya da Koyi adalah sepasang ikan koi. Tubuh mereka berwarna-warni dan
mereka senang sekali berlarian ke sana dan ke mari, setiap hari. Mereka
memiliki sebuah kesamaan, yaitu senang menyanyi. Tetapi, suara Koya dan
Koyi tidak sebagus suara Kodi; seekor kodok lucu yang merupakan tetangga
Koya dan Koyi, memiliki suara yang sangat indah. Seluruh penghuni desa
tempat Koya dan Koyi sangat menyukai nyanyian Kodi.
Suatu hari, Koya dan Koyi menyanyi dengan riang di pinggir kolam. Mereka
menyanyikan salah satu lagu kesukaan sambil berenang di sepanjang
pinggirian kolam.
"Lihat! Koya dan Koyi mulai bernyanyi lagi!" teriak Birdy, seekor burung
merpati yang biasa hinggap di pohon yang ada di samping kolam tempat
Koya dan Koyi hidup.
"Suara mereka kan jelek, hahaha..." Begitu kata Semmi, seekor semut yang
tinggal di lubang kecil di samping kolam, yang ikut menimpali ejekan
Birdy terhadap Koya dan Koyi.
Koya dan Koyi mencoba menahan diri supaya tidak menangis mendengar
ejekan dari binatang-binatang lainnya. Kemudian, datanglah Kodi, "Ada
apa ini? Kenapa ramai sekali?".
"Lihatlah mereka, Kodi. Mereka sepertinya mencoba meniru untuk memiliki
suara sepertimu..." Semmi mencoba memanas-manasi Kodi supaya ikut
mengejek Koya dan Koyi.
Koya dan Koyi terdiam. Mereka merasa sangat malu.
"Betul itu, Kodi!" Seru Birdy tidak mau kalah, "Mereka selalu saja menyanyi, padahal suara mereka tidak semerdu suaramu...."
"Suara mereka jelek!" ujar Semmi kemudian, "Suara jelek mereka menggangu tidur siangku...."
Kodi menatap ke arah Koya dan Koyi, dia nampak berpikir.
"Sepertinya aku tidak boleh membiarkan Birdy dan Semmi mengejek Koya dan
Koyi. Tapi apa yang bisa aku lakukan?" Kodi terus berpikir di dalam
hati.
"Bisakah aku mendengarkan kalian bernyanyi?" tanya Kodi, tiba-tiba, kepada Koya dan Koyi.
"Apa yang kau inginkan?!" Koyi mendelik kesal ke arah Kodi.
"Kau ingin mengejek kami juga, ya?!" Koya pun ikut-ikutan melirik marah ke arah Kodi.
Kodi menjadi tidak enak dan serba salah, "Bukan... Bukan itu maksudku. Aku benar-benar ingin mendengarkan nyanyian kalian...."
Tetapi Koya dan Koyi masih merasa kesal terhadap ejekan yang mereka
terima dari Birdy dan Semi, akibatnya mereka tidak mau percaya begitu
saja terhadap Kodi.
"Ayolah... Aku mohon. Aku benar-benar ingin mendengar kalian bernyanyi."
Kodi berusaha merayu Koya dan Koyi supaya mau mempercayainya, "Aku
tidak akan mengejek kalian, percayalah...."
Akhirnya, Koya dan Koyi pun mengalah. Mereka kembali mencoba bernyayi. Birdy dan Semmi tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
"Sstt... Birdy, Semmi... Tolong kalian diam. Aku jadi tidak dapat mendengarkan nyanyian Koya dan Koyi dengan jelas."
"Tapi, suara mereka jelek sekali, Kodi. Untuk apa kau mendengarkan
mereka?" Birdy merasa tersinggung dengan sikap Kodi terhadap dirinya dan
Semmi barusan.
Kodi pun tersenyum, "Aku meminta Koya dan Koyi untuk bernyanyi. Tolong
kalian hargai permintaanku barusan, ya. Kita dengarkan Koya dan Koyi
bernyanyi...."
"Kau enggak asyik, Kodi!" Semmi ikut merasa tersinggung, "Suara mereka
memang jelek. Mau berlatih sampai kapanpun, suara mereka tetap jelek!
Daripada mengganggu orang lain, lebih baik mereka berhenti bernyanyi
selamanya!"
Koya dan Koyi menjadi kembali terdiam. Mereka sedih sekali melihat sikap Birdy dan Semmi terhadap mereka berdua.
"Kalian jahat!" Koyi yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya menangis.
"Hahaha, kenapa kau menangis?! Makanya jangan bernyanyi lagi!" Birdy dan Semmi tertawa senang melihat Koyi menangis.
Kodi kembali berpikir... Dia merasa tidak tahan dengan sikap Birdy dan
Semmi terhadap Koya dan Koyi. Tetapi, dia sendiri bingung harus
melakukan apa.
"Suara mereka sebenarnya tidak terlalu jelek... Tetapi mereka bernyanyi
tanpa nada dan irama yang pas, makanya terdengar aneh...." pikir Kodi
lagi, di dalam hati.
Aha!
"Nampaknya aku tahu apa yang bisa aku lakukan...." Kodi pun dengan
bersemangat ingin mengutarakan ide dalam usahanya untuk membantu Koya
dan Koyi.
"Birdy, Semmi... Aku ingin membuat perjanjian dengan kalian!" ucap Kodi dengan Lantang.
Birdy dan Semmi sempat kaget mendengar suara panggilan Kodi, "Perjanjian apa?"
"Perjanjianku melibatkan Koya dan Koyi juga..."
Koya dan Koyi saling menatap, bingung dengan ulah Kodi, "Perjanjian apa? Kenapa melibatkan kami?"
"Begini... Aku tahu masalah utama yang dialami oleh Koya dan Koyi dalam
bernyanyi. Jadi, aku akan membantu mereka berdua untuk berlatih. Kalau
nyanyian Koya dan Koyi menjadi lebih baik, kalian berdua dan juga yang
lainnya, tidak boleh lagi mengejek Koya dan Koyi."
Birdy dan Semmi berpandangan, mereka yakin sekali bahwa Koya dan Koyi
akan tetap saja bernyanyi dengan jelek walaupun berlatih seumur hidup,
"Oke. Kami setuju. Walaupun sebenarnya kami yakin sekali kalau Koya dan
Koyi akan selamanya bernyanyi dengan jelek, hahaha..."
Koya dan Koyi menahan kesal. Kodi yang melihatnya memberi isyarat lewat mata untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi.
"Kalian kan belum tahu hasilnya akan jadi seperti apa. Kalau aku sih
yakin sekali, Koya dan Koyi pasti bisa bernyanyi dengan bagus."
"Baiklah, kami beri kalian untuk latihan...."
Begitulah...
Sejak saat itu, selama satu bulan penuh, Koya dan Koyi dilatih bernyanyi
oleh Kodi. Setiap hari, pagi hingga malam hari, Kodi mengunjungi tempat
tinggal Koya dan Koyi dan melatih mereka berdua supaya dapat bernyanyi
dengan nada dan irama yang tepat. Hingga kemudian, tibalah saat
pembuktian.
Seluruh penghuni desa berkumpul di sekitar tempat tinggal Koya dan Koyi.
Hal ini membuat tubuh Koya dan Koyi bergetar karena merasa cemas.
"Bagaimana ini, Koya?" Koyi terus saja merasa deg-degan. Dia berulang kali buang air kecil karena takut sekali gagal.
"Aku juga bingung, Koyi. Aku juga sama sepertimu, rasanya aku tidak akan sanggup bernyanyi...."
Kodi yang mendengarkan ucapan Koya dan Koyi berusaha menghibur mereka,
"Aku juga seperti kalian, waktu pertama kali bernyanyi rasanya tidak
percaya diri. Tapi, Ibuku mengajarkan supaya aku harus berani melawan
rasa takut. Sejak itu, aku tidak malu lagi kalau harus bernyanyi."
"Suaramu kan memang merdu sekali, Kodi, tidak seperti suara kami...."
Koyi yang masih sangat ketakutan sampai bergetar ketika mengucapkan
kalimat barusan.
"Kita kan sudah berlatih keras selama berhari-hari. Menurutku, nyanyian
kalian mengalami kemajuan dibandingkan sebelumnya. Jadi, kalian jangan
terlalu takut, ya. Aku ada di sini untuk mendukung kalian. Ayo,
semangat!"
Koya menjadi lebih bersemangat setelah mendengarkan dukungan dari Kodi,
"Aku rasa Kodi benar, Koyi. Yang penting, sekarang kita berusaha
dulu...."
"Iya, kita berusaha dulu...." jawab Koyi.
"Ayo, keluarlah... Aku sudah tidak sabar mendengarkan kalian bernyanyi
di depan semuanya...." Kodi mengajak Koya dan Koyi menghadapi kerumunan
massa yang penasaran dengan nyanyian Koya dan Koyi.
Di antara kerumunan tersebut ada Birdy dan Semmi. Mereka berdua masih
yakin sekali bahwa Koya dan Koyi tidak akan bernyanyi dengan bagus.
"Lihat itu, Semmi... Aku yakin sekali kalau Koya dan Koyi sedang gemetaran sekarang, hahaha..."
"Iya, benar!"
Kodi memandang ke arah Koya dan Koyi lagi, "Jangan dengarkan Birdy dan
Semmi, kalian harus percaya terhadap diri sendiri. Ayo, semangat!"
Koya dan Koyi mengumpulkan keberanian mereka. Kemudian, mereka mulai
bernyanyi. Di luar dugaan sebagian besar penghuni desa, kali ini Koya
dan Koyi bernyanyi dengan sangat baik. Tidak ada lagi nada atau irama
yang melenceng, seperti yang selalu mereka lakukan ketika menyanyi.
Suara-suara kerumunan yang tadinya berisik sekali, menjadi hening saat
mendengarkan Koya dan Koyi. Bahkan, Birdy dan Semmi pun ikut terdiam.
Kali ini, suara Koya dan Koyi terdengar sangat merdu; membuat semua yang
mendengarkan menjadi bahagia, seperti ketika mereka mendengarkan Kodi
bernyanyi.
Setelah Koya dan Koyi selesai bernyanyi, semua bertepuk tangan dengan
meriah, semua meminta Koya dan Koyi untuk menyanyikan lagu-lagu lainnya.
Semua menjadi bersemangat untuk ikut bernyanyi dan menari. Koya dan
Koyi menjadi semakin bersemangat untuk menyanyi, bahkan ikut mengajak
Kodi juga untuk bernyanyi dan menari bersama. Sudah lama sekali penghuni
desa tidak bernyanyi dan menari dengan sebahagian kali ini.
Birdy dan Semmi pun merasa malu. Mereka menghampiri Koya dan Koyi, "Maafkan kami..."
Koya dan Koyi tersenyum, "Kami sudah memaafkan kalian, kok. Teman kan tidak boleh bermusuhan berlama-lama...."
Sejak saat itu, Birdy dan Semmi tidak pernah lagi mengejek Koya dan
Koyi. Mereka semua berteman dekat. Setiap hari, Kodi bersama Birdy dan
Semmi pasti mengunjungi Koya dan Koyi untuk bernyanyi dan menari
bersama.
Bahkan, satu kali dalam sebulan, di desa diadakan kegiatan bernyanyi dan
menari bersama. Penghuni desa hidup semakin damai dan bahagia.
0 comments