Minggu 13 Nia Fajriyani Sofyan

Kamisan S2 #13 - Ikan Koi: Koya dan Koyi

14.10Unknown

 


Koya da Koyi adalah sepasang ikan koi. Tubuh mereka berwarna-warni dan mereka senang sekali berlarian ke sana dan ke mari, setiap hari. Mereka memiliki sebuah kesamaan, yaitu senang menyanyi. Tetapi, suara Koya dan Koyi tidak sebagus suara Kodi; seekor kodok lucu yang merupakan tetangga Koya dan Koyi, memiliki suara yang sangat indah. Seluruh penghuni desa tempat Koya dan Koyi sangat menyukai nyanyian Kodi.
Suatu hari, Koya dan Koyi menyanyi dengan riang di pinggir kolam. Mereka menyanyikan salah satu lagu kesukaan sambil berenang di sepanjang pinggirian kolam.
"Lihat! Koya dan Koyi mulai bernyanyi lagi!" teriak Birdy, seekor burung merpati yang biasa hinggap di pohon yang ada di samping kolam tempat Koya dan Koyi hidup.
"Suara mereka kan jelek, hahaha..." Begitu kata Semmi, seekor semut yang tinggal di lubang kecil di samping kolam, yang ikut menimpali ejekan Birdy terhadap Koya dan Koyi.
Koya dan Koyi mencoba menahan diri supaya tidak menangis mendengar ejekan dari binatang-binatang lainnya. Kemudian, datanglah Kodi, "Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?".
"Lihatlah mereka, Kodi. Mereka sepertinya mencoba meniru untuk memiliki suara sepertimu..." Semmi mencoba memanas-manasi Kodi supaya ikut mengejek Koya dan Koyi.
Koya dan Koyi terdiam. Mereka merasa sangat malu.
"Betul itu, Kodi!" Seru Birdy tidak mau kalah, "Mereka selalu saja menyanyi, padahal suara mereka tidak semerdu suaramu...."
"Suara mereka jelek!" ujar Semmi kemudian, "Suara jelek mereka menggangu tidur siangku...."
Kodi menatap ke arah Koya dan Koyi, dia nampak berpikir.
"Sepertinya aku tidak boleh membiarkan Birdy dan Semmi mengejek Koya dan Koyi. Tapi apa yang bisa aku lakukan?" Kodi terus berpikir di dalam hati.
"Bisakah aku mendengarkan kalian bernyanyi?" tanya Kodi, tiba-tiba, kepada Koya dan Koyi.
"Apa yang kau inginkan?!" Koyi mendelik kesal ke arah Kodi.
"Kau ingin mengejek kami juga, ya?!" Koya pun ikut-ikutan melirik marah ke arah Kodi.
Kodi menjadi tidak enak dan serba salah, "Bukan... Bukan itu maksudku. Aku benar-benar ingin mendengarkan nyanyian kalian...."
Tetapi Koya dan Koyi masih merasa kesal terhadap ejekan yang mereka terima dari Birdy dan Semi, akibatnya mereka tidak mau percaya begitu saja terhadap Kodi.
"Ayolah... Aku mohon. Aku benar-benar ingin mendengar kalian bernyanyi." Kodi berusaha merayu Koya dan Koyi supaya mau mempercayainya, "Aku tidak akan mengejek kalian, percayalah...."
Akhirnya, Koya dan Koyi pun mengalah. Mereka kembali mencoba bernyayi. Birdy dan Semmi tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
"Sstt... Birdy, Semmi... Tolong kalian diam. Aku jadi tidak dapat mendengarkan nyanyian Koya dan Koyi dengan jelas."
"Tapi, suara mereka jelek sekali, Kodi. Untuk apa kau mendengarkan mereka?" Birdy merasa tersinggung dengan sikap Kodi terhadap dirinya dan Semmi barusan.
Kodi pun tersenyum, "Aku meminta Koya dan Koyi untuk bernyanyi. Tolong kalian hargai permintaanku barusan, ya. Kita dengarkan Koya dan Koyi bernyanyi...."
"Kau enggak asyik, Kodi!" Semmi ikut merasa tersinggung, "Suara mereka memang jelek. Mau berlatih sampai kapanpun, suara mereka tetap jelek! Daripada mengganggu orang lain, lebih baik mereka berhenti bernyanyi selamanya!"
Koya dan Koyi menjadi kembali terdiam. Mereka sedih sekali melihat sikap Birdy dan Semmi terhadap mereka berdua.
"Kalian jahat!" Koyi yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya menangis.
"Hahaha, kenapa kau menangis?! Makanya jangan bernyanyi lagi!" Birdy dan Semmi tertawa senang melihat Koyi menangis.
Kodi kembali berpikir... Dia merasa tidak tahan dengan sikap Birdy dan Semmi terhadap Koya dan Koyi. Tetapi, dia sendiri bingung harus melakukan apa.
"Suara mereka sebenarnya tidak terlalu jelek... Tetapi mereka bernyanyi tanpa nada dan irama yang pas, makanya terdengar aneh...." pikir Kodi lagi, di dalam hati.
Aha!
"Nampaknya aku tahu apa yang bisa aku lakukan...." Kodi pun dengan bersemangat ingin mengutarakan ide dalam usahanya untuk membantu Koya dan Koyi.
"Birdy, Semmi... Aku ingin membuat perjanjian dengan kalian!" ucap Kodi dengan Lantang.
Birdy dan Semmi sempat kaget mendengar suara panggilan Kodi, "Perjanjian apa?"
"Perjanjianku melibatkan Koya dan Koyi juga..."
Koya dan Koyi saling menatap, bingung dengan ulah Kodi, "Perjanjian apa? Kenapa melibatkan kami?"
"Begini... Aku tahu masalah utama yang dialami oleh Koya dan Koyi dalam bernyanyi. Jadi, aku akan membantu mereka berdua untuk berlatih. Kalau nyanyian Koya dan Koyi menjadi lebih baik, kalian berdua dan juga yang lainnya, tidak boleh lagi mengejek Koya dan Koyi."
Birdy dan Semmi berpandangan, mereka yakin sekali bahwa Koya dan Koyi akan tetap saja bernyanyi dengan jelek walaupun berlatih seumur hidup, "Oke. Kami setuju. Walaupun sebenarnya kami yakin sekali kalau Koya dan Koyi akan selamanya bernyanyi dengan jelek, hahaha..."
Koya dan Koyi menahan kesal. Kodi yang melihatnya memberi isyarat lewat mata untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi.
"Kalian kan belum tahu hasilnya akan jadi seperti apa. Kalau aku sih yakin sekali, Koya dan Koyi pasti bisa bernyanyi dengan bagus."
"Baiklah, kami beri kalian untuk latihan...." 
Begitulah...
Sejak saat itu, selama satu bulan penuh, Koya dan Koyi dilatih bernyanyi oleh Kodi. Setiap hari, pagi hingga malam hari, Kodi mengunjungi tempat tinggal Koya dan Koyi dan melatih mereka berdua supaya dapat bernyanyi dengan nada dan irama yang tepat. Hingga kemudian, tibalah saat pembuktian.
Seluruh penghuni desa berkumpul di sekitar tempat tinggal Koya dan Koyi. Hal ini membuat tubuh Koya dan Koyi bergetar karena merasa cemas.
"Bagaimana ini, Koya?" Koyi terus saja merasa deg-degan. Dia berulang kali buang air kecil karena takut sekali gagal.
"Aku juga bingung, Koyi. Aku juga sama sepertimu, rasanya aku tidak akan sanggup bernyanyi...."
Kodi yang mendengarkan ucapan Koya dan Koyi berusaha menghibur mereka, "Aku juga seperti kalian, waktu pertama kali bernyanyi rasanya tidak percaya diri. Tapi, Ibuku mengajarkan supaya aku harus berani melawan rasa takut. Sejak itu, aku tidak malu lagi kalau harus bernyanyi."
"Suaramu kan memang merdu sekali, Kodi, tidak seperti suara kami...." Koyi yang masih sangat ketakutan sampai bergetar ketika mengucapkan kalimat barusan.
"Kita kan sudah berlatih keras selama berhari-hari. Menurutku, nyanyian kalian mengalami kemajuan dibandingkan sebelumnya. Jadi, kalian jangan terlalu takut, ya. Aku ada di sini untuk mendukung kalian. Ayo, semangat!"
Koya menjadi lebih bersemangat setelah mendengarkan dukungan dari Kodi, "Aku rasa Kodi benar, Koyi. Yang penting, sekarang kita berusaha dulu...."
"Iya, kita berusaha dulu...." jawab Koyi.
"Ayo, keluarlah... Aku sudah tidak sabar mendengarkan kalian bernyanyi di depan semuanya...." Kodi mengajak Koya dan Koyi menghadapi kerumunan massa yang penasaran dengan nyanyian Koya dan Koyi.
Di antara kerumunan tersebut ada Birdy dan Semmi. Mereka berdua masih yakin sekali bahwa Koya dan Koyi tidak akan bernyanyi dengan bagus.
"Lihat itu, Semmi... Aku yakin sekali kalau Koya dan Koyi sedang gemetaran sekarang, hahaha..."
"Iya, benar!" 
Kodi memandang ke arah Koya dan Koyi lagi, "Jangan dengarkan Birdy dan Semmi, kalian harus percaya terhadap diri sendiri. Ayo, semangat!"
Koya dan Koyi mengumpulkan keberanian mereka. Kemudian, mereka mulai bernyanyi. Di luar dugaan sebagian besar penghuni desa, kali ini Koya dan Koyi bernyanyi dengan sangat baik. Tidak ada lagi nada atau irama yang melenceng, seperti yang selalu mereka lakukan ketika menyanyi. Suara-suara kerumunan yang tadinya berisik sekali, menjadi hening saat mendengarkan Koya dan Koyi. Bahkan, Birdy dan Semmi pun ikut terdiam. Kali ini, suara Koya dan Koyi terdengar sangat merdu; membuat semua yang mendengarkan menjadi bahagia, seperti ketika mereka mendengarkan Kodi bernyanyi.
Setelah Koya dan Koyi selesai bernyanyi, semua bertepuk tangan dengan meriah, semua meminta Koya dan Koyi untuk menyanyikan lagu-lagu lainnya. Semua menjadi bersemangat untuk ikut bernyanyi dan menari. Koya dan Koyi menjadi semakin bersemangat untuk menyanyi, bahkan ikut mengajak Kodi juga untuk bernyanyi dan menari bersama. Sudah lama sekali penghuni desa tidak bernyanyi dan menari dengan sebahagian kali ini.
Birdy dan Semmi pun merasa malu. Mereka menghampiri Koya dan Koyi, "Maafkan kami..."
Koya dan Koyi tersenyum, "Kami sudah memaafkan kalian, kok. Teman kan tidak boleh bermusuhan berlama-lama...."
Sejak saat itu, Birdy dan Semmi tidak pernah lagi mengejek Koya dan Koyi. Mereka semua berteman dekat. Setiap hari, Kodi bersama Birdy dan Semmi pasti mengunjungi Koya dan Koyi untuk bernyanyi dan menari bersama. 
Bahkan, satu kali dalam sebulan, di desa diadakan kegiatan bernyanyi dan menari bersama. Penghuni desa hidup semakin damai dan bahagia.

You Might Also Like

0 comments

Entri Populer

Formulir Kontak